Kamis, 28 Maret 2013

Tenis Lapangan

TEKNIK DASAR TENIS LAPANGAN



TEKNIK MEMEGANG RAKET TENIS

       Agar dapat bermain tenis dengan baik, salah satu kunci utamanya adalah teknik memegang raket (grip) dengan sempurna. Grip sendiri ada bermacam-macam di antaranya one handed backhand/forehand (backhand/forehand satu tangan) dan two handed backhand/forehand (backhand/forehand dua tangan).
Bagaimana teknik memegang raket yang benar. Berikut penjelasan atlet tenis Sekolah Tenis Gelora (STG) Solo, Elfa.
    Pegangan dengan satu tangan tampaknya sederhana tapi jika tidak dilakukan dengan benar hasil pukulannya pun tidak maksimal. Langkah awal melakukan pukulan satu tangan ini dengan menempatkan telapak tangan di puncak (di ujung) pegangan raket. Pada pukulan ini ibu jari sebaiknya dalam posisi kerah bawah diagonal berlawanan dengan posisi belakang grip. Akan lebih baik jika bagian dalam ibu jari tepat menyentuh permukaan datar dari pegangan raket (foto 1).


Pegangan dengan dua tangan. Pegangan ini ini lebih sulit dilakukan dari pada pukulan satu tangan, cara paling gampang melakukan pukulan ini adalah pegang raket dengan gaya jabat tangan (forehand grip) yang senyaman mungkin. Untuk memaksimalkan hasil, tangan yang lain memegang raket dengan teknik forehand grip lainnya dengan posisi tangan kanan lebih di atas untuk mendorong pukulan (foto 2

GRIP (PEGANGAN RAKET)
Seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya pegangan raket bulutangkis.
Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut:


Menurut perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkeraman.

Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket. Umumnya. gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita.
Selanjutnya ditinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis.

1. Forehand Continental grip
      Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.

2. Forehand Eastern grip
     Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.

3. Forehand Semi-Western grip
     Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Kita dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2atau3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah:Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.

4. Forehand Western grip
     Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.
Grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan. Caranya adalah menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
      Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court)
Sumber :
http://tenispro.multiply.com/journal/item/193/GRIP

MEMEGANG RAKET YANG BENAR
      Anggota “Lawn Tennis Regristered Profesional Coaches Association” (Perkumpulan Pelatih Tennis Profesional) yang telah berpengalaman menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tennis dengan mempelajari cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-jari dan tangan menyentuh senar raket.Pegangan raket harus mencapai jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang terbaik.
Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergarak dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama sebagai berikut :

Forehand

Pukulan ini dilakukan dengan menggunakan bagian depan tangan dan menghadap kedepan. Untuk membiasakan diri untuk forehand grip,pegang raket dengan membentuk sudut siku-siku. Letakkan tangan kanan diatas senar. Kemudian luncurkan tangan kanan keujung pegangan raket. Sekarang pegang pegangan raket seolah sedang berjabat tangan. Pindahkan jari-jari tangan sampai pegangan terasa enak.


Backhand Drive

Disebut backhand drive karena bagian belakang tangan menghadap bola ketika bola dipukul. Utuk melakukannya letakkan ibu jari pada pusat raket, ibu jari terpisah sedangkan keempat jari lainnya dirapatkan, telapak tangan menghadap ke bawah. Dengan raket sejajar dengan bahu dan senar tegak lurus dengan tnah dorong pegangan raket kearah ibu jari. Tutup tangan dengan ibu jari yang mengarah pada senar di belakang raket (bukan disamping atas)

Chopper Grip

Pukulan ini sesuai untuk serve. Perhatikan posisi “V” yang dibentuk penggabungan telunjuk dan ibu jari. Untuk meningkatkan pengontrolan raket, pukul-pukul bola ke tanah dengan sisi raket (kerangka raket). Latihlah sampai dapat memukul bola sampai 20X
Sumber:
Jones, C. M. & Angela Buxton. Tanpa tahun. Belajar Tennis Untuk Pemula. Bandung: CV Pionir Jaya.
CARA MEMEGANG RAKET

1. Forehand

     Posisi Siap, dalam melakukan Rally harus berdiri di tengah-tengah arena dekat baseline. Raket tergenggam erat mengarah pada net, sehingga dengan mudah menggerakkannya ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah tembakan lawan. Leher raket harus ditunjang oleh jari-jari tangan kiri. Ini mengurangi beban yang harus ditanggung tangan kanan dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri unutk memulai putaran bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengembalian bola dari lawan. Berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kea rah bola.
Untuk melakukan cengkraman forehand timur peganglah leher raket dengan tangan kiri “Frame”-nya tegak lurus dengan tanah, dan handel raket mengarah pada tubuh anda. Kemudian goyang-goyangkan raket dengan tangan kanan. Caranya letakkan telapak tangan pada sisi handel yang datar disebelah kanan dan tekuklah jari-jari mencengkeram hendel tersebut. Pangkal telapak tangan harus berht mpitan dengan ujung hendel raket dan telunjuk rentangkan sepanjang hendel agar lebih dapat mengontrol raket. Ibu jari sebagian harus diletakkan pad bagian atas hendel dan sebagian lagi melintasi sisi diagonal hendel bagian atas sebe;ah kiri.
Posisi kaki saat melakukan pukulan forehand ini sangat menentukan. Saat siap melakukan ayunan, kaki kanan harus sejajar dengan baseline dan kaki kiri (membentuk sudut 45 derajat uus lebioh dekat kira-kira enam inci ke sideline kanan daripada kaki yang kanan. Pada akhir ayunan, tubuh berdiri menyamping net, ke dua lutut sediikit diterhadap baseline.
Untuk melakukan cengkeraman Continental, peganglah raket di deparn seperti pada cara forehand Timur, lalu letakkan telapak tangan pada bevel (sebelah kanan atas sehingga mencengkeramnya seperti kalau akan memotong kayu dengan sebuah kapak.Ibu jari harus diletakka pada sisi hendel yang datar disebelah kiri dan telunjuk direntangkan disepanjang handel agar dapat mengontrol raket dengan baik )

2. Backhand

      Cengkeraman backhand ala “Timur” (Eastern Backhand Grip) dianjurkan untuk semua pemain pemula. Karena cengkeraman atau grip ini memberikan dukungan yang cukup bagi raket, pada saat raket diayun ke depan untuk menyambut bola. Grip ini juga melenyapkan kemungkinan adanya satu tembakan dengan chop tajam, yakni suatu pukulan backhand yang “memotong” bolda yang dianggap lemah, atau beckhand yang dipukul datar (keras dengan sedikit spin) seperti dalam permainan tenis dewasa ini.
Untuk melakukan cengkeraman posisi backhand “Timur”, lakukan grip forehand timur, dimana telapak tangan berada di belakang handel, pegang raket di depan, dan gerakkan raket dengan seperdelapan putaran. Ini membuat telapak tangan berada pada handel bagian atas dan ibu jari menyilang pada sisi kirinya. Huruf V yang terbentuk oleh obi jari dan telunjuk, terletak pada sisi miring handel bagian atas. (ibu jari dapat diletalkkan di sepanjang kika merasa cara ini memberikan dukungan yang lebih baik). Agar memperoleh control yang lebih baik lingkarkan telinjuk pada sisi miring handel sebelah kanan atas.


Jumat, 22 Maret 2013

Olah Raga Tinju

Sejarah perkembangan Olah Raga Tinju
Mitologi Tinju
Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya.
Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk seperti kotak. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju.
Dalam mitologi, bapak dan Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Perkembanganya
Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan abel.
Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir.
Petinju terkenal pertama berkebangsaan yunani bernama Theagenes dari thaos yang menjadi juara Olympic Games 450 Masehi. Ia melakukan pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan menggunakan cetus sarung tinju yang terbuat dari besi. Kebanyakan dari lawan-lawan itu tewas ketika bertarung melawannya.
Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun seorang Inggris yang bernama James Ping adalah James Broughton, juara britania, yang juga merupakan orang pertama yang menggunakan sarung tinju. Peraturan dan sarung tinju ini di perkenalkan pada tanggal 10 Agustus 1973.
James Broughton membuka suatu akademi dan untuk melindunggi murid-muridnya dari patah rahang, mata biruh dan hidung berdarah. Diciptakanlah sarung-sarung .
Tindakan James Broughton adalah kelanjutan dari pada dilarangnya "profesional boxing" pada tanggal 14 April 1743 oleh pemerintah Inggirs.
Pelanggaran profesional boxing melalui suatu undang-undang yang disahkan oleh parlemen Inggris, tindakan ini merupakan tidakan hukum yang pertama terhadap kegiatan tersebut.
Sebelum James Broughton tampil dengan peraturan pertandingan dan sarung tinju kulit, pertandingan dilakukan dengan tinju telanjang.
Pertandingan pertama atau perkelahianpertama ini, (bare knuckle bout) berlangsung antara seorang prajurit dari the Duke of Albemarle seorang tukang potong (pembantai) dalan tahun 1681.
Marquis of Queensberrry Rules
Jhon Sholte Duglas yang menjadi Marquis of Queensberrry di tahun 1858 dan meninggal pada tahun 1900 adalah orang dalam sejarah tinju moderen. Karena dialah yang memperkenalkan perauran tinju yang lebih dikenal dengan nama "Maquis of Queensberrry Rules’’ sebagai penganti dari apa yang dikenal dengan nama "London Prize Ring Code".
Menurut ketentuan Marquis of Queens berry Rules, satu ronde (babak) lamanya 3 menit, dan waktu istirahat lamanya 1 menit.
Peraturan pertandingan tinju ini di susun dan diciptakan oleh Jhon Graham Chamber bukan oleh marquis tersebut karena dia hanyalah sebagai sponmsor dari penyusun dari rules itu. Peraturan ini diperkenalkan dalam tahun 1867.
Chambers adalah anggota Amateur Athletic club, dan sebagaimana lasimnya pada waktu itu, ia mencari perlindungan untuk di pinjam namanya.
Marquis of Queennsberry menyetujui permohonan Jhon Graham Chambers, dan peraturan pertandingan tinju inilah yang merupakan dasar dari peraturan pertandingan Tinju Moder, kemudoian nama the marquis of qeensberry rules.
Olah Raga tinju di Indonesia
Tinju di Indonesia ikut di populerkan oleh tentara Hindia Belanda atau KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Ring Tinju yang kini masih ada di Jasdam lima Jaya serta Jasdam VII Diponegoro (semarang) antara lain merupakan bukti-bukti dari padanya.
Lebih-lebih dengan tampilnya petinju-petinju profesional dari apa yang dinamakan "the modern group" di mas media dunia, seperti Jack Dempsey, the '' manassa mauler " dalam tahun 1920 yang kemudian disusul oleh Joe Louis dalam tahun 30-an ini diadakan di Varia Park (Krekot), Deca Park (lapangan monas sekarang sebelah utara) di betawi jaman dulu.
Ada juga petinju-petinju Indonesia asli seperti Kid Darlim, Primo Usman yang juga pernah tampil dalam partai tambahan.
Seorang pemuda belasan tahun bernama sudharto, bersama teman-temanya sekampung dari kemayoran, sepulangnya sekolah sering kelihatan di jaga monyet, dimana petinju-petinju asal malaya, Singapura, Hongkong, dan Filipina itu tinggal dibawah asuhan Promotor Choong.
Persahabatan terjalin antara pemuda sudharto dengan Rio Girl. Pergaulan inilah yang menyebabkan sudharto mulai mengenal dan mempelajari dasar-dasar teknis tinju.
Ketika Rio Girll habis kontraknya dan hendak pulang ke kampung halamannya di Hongkong, dia memberikan sepasang sepatu tinju kepada Sudharto sebagai tanda kenang-kenangan.
Dengan timbulnya perang DuniaKe-II, perang Asia Timur Raya, penjajahan jepang dan revolusi visik, terhentilah kegiatan-kegiatan tinju di tanah air.
Dalam tahun 1953 tinju kembali dikenal lewat pertandingan tinju '' Besar" yang diselengarakandijalan Jenderal Sudirman, Jakarta dengan promotor Oliviero Jr.
Seorang wartawan yang bernama Frans Mendur yang meliput pertandingan itu mengatakan "Tinju Sabun" Peristiwa ini mengerakkan Mendur untuk mendekati pejabat-pejabat polisi dan menyampaikan kelicikan promotor "Tinju Sabun itu".
Bertempat di rumah M. Djhorghi pada tahun 1954 didirikan PERTIGU, kepanjangan dari Persatuan Tinju dan Gulat di Jakarta yang diketuai oleh Mendur.
Pertinjuan dan pergulatan, yang masuk ruang lingkup "publik vermakelijkheid ", hiburan umum, diharuskan memperoleh rekomendasi dari organisasi ini, sebelum kepolisian Jakarta memberikan izinnya.
Menjelang Olympic Games tahun 1956 di Melbourne, PERTIGU mengadakan pendekatan terhadap yang berwajib untuk bisa mengirimkan petinju-petinju Indonesia. Pendekatan tidak membawa hasil yang positif karena organisasi ini tidak memenuhi persyaratan federasi Internasional. menjelang Olympic Games di Roma di ulang kembali pendekatan ini.
Sesuai dengan petunjuk-petunjuk Komite Olympiade indonesia, dalam tahun 1958 bertempat di jalan Musi 15,Jakarta, didirikan PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Nasional) dengan ketuannya K.P. Kabul Hadinoto.
Pada Tanggal oktober 1959, PERTINA ditetapkan dengtan dengan kepanjangan dari persatuan Tinju Amatir Indonesia, dengan rekomendasi Komite Olimpiade Indonesia menjadi anggota AIBA.
Kejuaraan Tinju Amatir Indonesia yang pertama diadakan di Gedung Olahraga IKADA pada tahun 1959. Setahun kemudian, pada tahun 1960, berlangsung kejuaraan nasional ke II di Ujung Pandang. pada waktu itu juga diselenggarakan kongres PERTINA, Letkol Sudharto terpilih sebagai ketua umum dan formatur Pengurus Besar Pertina.
Tahun 1960 itu juga Indonesia mengirimkan para petinjunya yakni Johnny Bolang, Oei Hok Tiang dan Wahyu untuk mengikuti Olympic Games di Roma.
Tahun 1961, tercatat 3 peristiwa penting dalam dunia olah raga tinju Indonesia yakni invitasi tinju di gedung olah raga IKADA, PON V di Bandung dan pertandingan Tinju International, Indonesia melawan singapura yang hampir semuanya dimenangkan oleh petinju Indonesia. Tahun 1962 dalam Asian Games IV yang diselengarakan di Jakarta, petinju-petinju Indonesia meraih 2 medali perak melalui Frans Soplanit (kelas Bantam)dan Paruhum Siregar (kelas berat ringan).
Indonesia dibawah pengawasan Kolones Sudharto memelopori berdirinya FAAB (Federation of Asian Amateur Boxing). Kolonel Sudharto terpilih sebagai patron I FAAB dan M.Mochtar sebagai Vice President.
Tahun 1963 dalam GANEFO I di Jakarta, untuk pertama kalinya dalam sejarah petinju Indonesia, Frans Soplanit meraih medali emas dalam suatu event yang bersifat internasional.
Tahun 1964 dilangsungkan Kejuaraan Tinju Nasional di Yokyakarta, untuk pertama kalinya diadakan pemilihan petinju Nasional Terbaik, memperebutkan piala bergilir Hamengkubuwono ke IX. Sebagai petinju terbaik terpilih bambang Sumulyo(kelas bulu) dari yogyakarta.
Tahun 1965, Kolonel Sudharto meletakan jabatan sebagai ketua umum PB.PERTINA karena keberangkatanya ke Australia untuk memengku jabatann Atase Militer Indonesia di negara tersebut, jabatan ketua beralih ke tangan Laksamana Muda Laut O.B. Syaaf.
Tahun 1965, Kolonel Sudharto meletakan jabatanya sebagai Ketua Umum PB. PERTINA karena keberangkatanya ke Australia untuk memangku jabatan Atase Militer Indonesia di negara tersebut. Jabatan Ketua beralih ke tangan Laksamana Muda Laut O.B. Sjaaf.
Tahun 1965, walaupun ditandai dengan meletusnya G.30S/PKI, tapi PERTINA pada tahun berikutnya masih masih dapat menyelengarakan 3 event nasional yaitu Kejuaraan Tinju Nasional di Senayan, Jakarta, Porwil di Medan, Bandung, Surabaya dan Ujungpandang, serta mengirimkan 3 petinju ke Asian Games V di Bangkok. Para petinju di kirim itu ialah Idwan Anwar (terbang) meraih perak dan Frans Soplanit(bulu) tanpa hasil.
Tahun 1967 kegiatan olah raga tinju mulai berkembang dengan pesatnya.
Tercatat peristiwa-peristiwa Nasional sebagai berikut:
- Jakarta International Amateur Boxing Championships, yang diikuti oleh Pakistan, Australia, Korea
Selatan, Birma, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia.

- Kejuaraan Tinju Nasional di Surabaya yang diikuti oleh 11 Komisariat Daerah. Jootje Waney merebut piala
Petinju terbaik.

- Petinju Jootje Waneydikirimn ke Mexico City untuj ikut dalam International Sport Week (Pre Olympic).


Kamis, 21 Maret 2013

sejarah balap motor

SEJARAH BALAP MOTOR
Kejuaraan dunia untuk balap motor pertama kali di selenggarakan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah di selenggarakan beberapa balapan di tiap even untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50cc, 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc untuk motor single seater, serta 350cc dan 500cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil. Di tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan di tahun 1983 Honda bahkan meraih kemenangan dengan motor 500cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50cc kemudian digantikan oleh kelas 80cc di tahun 1984, tetapi kelas yang sering di dominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia di tahun 1990-an, menyisakan kelas 125cc, 250cc, dan kelas 500cc.
GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. Pada tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan di ijinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990cc,dan berubah menjadi 800cc di musim 2007.pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Dengan di bolehkannya motor 4 tak ber-cc besar tersebut, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125cc dan 250cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak.
Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa di gelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at di gelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, dimana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan selama sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran yang ditentukan, tanpa masuk pit untuk mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Balapan akan diulang jika terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Susunan grid tidak berubah sesuai hasil kualifikasi. Pembalap boleh masuk pit jika hanya untuk mengganti motor karena hujan saat balapan.

Sabtu, 16 Maret 2013

Permainan Bola Basket


Permainan Bola Basket
·         Sejarah

Permainan bola basket diciptakan oleh James A. Naismith pada tahun 1891 di YMCA (Young Man Christian Association) Massachusset, Amerika Serikat. Permainan bola basket awalnya sangat sederhana dan di lakukan untuk mengisi kekosongan waktu istirahat para prajurit Amerika Serikat.
Permainan bola basket di bawa ke Indonesia oleh seorang bangsa Belanda yang bernama Tonny When Dai Wimlatumenten tahun 1948.

Teknik Dasar Permainan Bola Basket

1. Teknik Drible (Menggiring Bola) Teknik dasar drible antara lain: - Drible tinggi, dilakukan dengan tujuan untuk menggiring bola sambil berjalan atau berlari, di lakukan saat jauh dari lawan dan sesegera mungkin masuk ke daerah pertahanan lawan. - Drible rendah, dilakukan dengan tujuan menghindari lawan yang ingin merebut bola, dilakukan dengan cepat untuk mencari celah agar bisa menerobos pertahanan lawan.

 2. Teknik Dasar Passing (operan)
a. Chest Pass adalah operan yang dimulai dari depan dada, di arahkan lurus ke depan dada kawan hal ini dilakukan jika ruang operan terbuka tanpa penghalang lawan.

b. Bounce Pass adalah operan yang dilakukan dengan cara memantulkan bola ke lapangan sebelum ditangkap kawan, hal ini dilakukan pada saat ada lawan yang menghadang di depan.

c. Overhead Pass adalah operan yang dilakukan dari atas kepala, arah bolanya melambung tinggi di atas kepala lawan dan biasanya operan ini dilakukan jauh ke depan.

d. Baseball Pass adalah operan lurus dari samping badan seperti lemparan baseball, operan ini dilakukan dengan satu tangan dan tenaga yang kuat.

e. Under Pass (operan bawah) adalah operan yang dilakukan dari bawah (pinggang), arah bolanya lurus ke arah kawan dan dilakukan dengan jarak dekat.

f. Hook Pass adalah operan kaitan dengan satu tangan yang dimulai dari setinggi pinggang kemudian gerakan seperti pukulan hook atau melengkung ke atas.

3. Shooting (menembak) Menembak adalah memasukan bola basket ke dalam ring lawan, dengan tujuan untuk mendapatkan angka/point. ada bermacam-macam shooting yaitu:

- Menembak diam di tempat (set shoot) dengan satu tangan.
- Menembak diam di tempat dengan dua tangan.
- Menembak sambil melompat (jump shoot)
- Menembak dimulai dengan gerakan lari, langkah, dan meloncat (Lay up)

4. Pivot Pivot adalah gerakan berputar dengan berporos salah satu kaki, kedua tangan memegang bola dengan tujuan untuk menghindari sergapan lawan yag akan merebut bola. Pivot dapat dilakukan dengan dua cara yaitu gerakan berputar ke arah depan dan gerakan berputar ke arah belakang.

5. Ribound Ribound adalah gerakan melompaat untuk merajah atau menangkap bola yang terpantul dari papan pantul. Ribound dilakukan dengan cara melompat setinggi-tingginya di depan papan pantul dan menangkap serta memasukan kembali bola ke dalam ring basket. Lapangan Permainan Bola Basket
·        
·         Keterangan:

- Panjang lapangan 26 meter
- Lebar lapangan 14 meter
- Garis tengah lingaran lapangan 3,6 meter
- Tinggi ring Basket 2,90 meter
- Diameter ring basket 0,45 meter
- ukuran papan pantul 1,80 X 1,20 meter

Pada Posting terdahulu telah kita pelajari tentang teknik dasar permainan bola basket, di antaranya teknik driblling, teknik passing. Kali ini akan kita lanjutkan belajar teknik dasar permainan bola basket lanjutan yaitu tentang cara latihan teknik lay up dan teknik pivot.
Lay Up adalah suatu tembakan atau shooting yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan ring basket. memasukan bola dengan cara lay up diawali dengan gerakan langkah lebar kemudian langkah pendek dan dilanjutkan dengan lompatan setinggi-tingginya untuk memasukan bola ke ring basket. Dalam bahasa yang sederhana Lay up adalah memasukan bola ke dalam ring basket yang di dahului dengan langkah dan lompat. Bagaimana cara melakukan latihan lay up?
Agar kita dapat melakukan lay up mari kita pelajari teknik lay up yang benar yaitu:
    1. Pertama melakukan menggiring bola atau driblle bola dilanjutkan dengan gerakan melangkah lebar, sikap badan condong ke depan.
    2. Setelah mendekati ring atau posisi badan dekat dengan ring melakukan langkah pendek, dilanjutkan dengan gerakan menolak satu kaki sekuat-kuatnya untuk mendapatkan lompatan setinggi-tingginya.
    3. Bola kita pegang dengan satu tangan, bersamaan dengan puncak lompatan masukan bola ke dalam ring basket dengan gerakan dimulai dari samping ring sebelah kiri maupun kanan.
    4. sikap akhir mendarat dengan dua kaki bersama dengan ujung kaki yang menyentuh tanah dan dilanjutkan dengan gerakan ngeper atau sedikit menekuk lutut.
Selanjutnya cara melakukan latihan teknik Pivot. Pivot adalah gerakan membawa bola dengan cara jalan memutar tubuh ke segala arah dengan poros satu kaki sebagai sumbunya. Tujuan gerakan pivot adalah untuk menghindari sergapan lawan.
Cara melakukan latihan pivot adalah sebagai berikut:
    1. Sikap awal berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, bola dipegang dengan dua tangan di depan dada.
    2. Putar badan ke depan atau ke belakang dengan melangkahkan satu kaki baik kaki kanan atau kaki kiri ke depan atau ke belakang sesuai dengan kebutuhan. Gerakan kaki lainnya menyesuaikan dengan kaki gerak dan berat badan pada kaki poros.
    3. Pandangan ke arah teman dengan tujuan agar lebih fokus jika akan melakukan operan atau passing lanjutan.
 Demikian sekilas tentang cara melakukan latihan teknik lay up dan teknik pivot bola basket yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat. Komentar serta kritik saran saya nantikan untuk perbaikan tulisan di blog ini. Terima kasih

Aksi Nyata - Kurikulum Merdeka

https://drive.google.com/file/d/1aSgyBTi4elvG16Wqrro6ThjTlGjtG41Z/view?usp=drive_link